Nasi merupakan makanan pokok orang Indonesia. Bahkan, banyak warga Indonesia merasa belum kenyang kalau belum makan nasi karenanya warung makan di Indoensia umumnya menjual nasi putih. Namun uniknya, sebuah desa di Kebumen, Jawa Tengah ada yang justru melarang penjualan nasi putih.
Toko bahan pangan dan lauk-pauk di sana akan menjual sembako pada umumnya kecuali nasi putih. Apabila ada warga yang mendadak membutuhkan nasi putih dalam jumlah banyak untuk jamuan, biasanya mereka akan membeli ke desa lain atau ke kota.
Konon, ceritanya ada seorang musafir yang melewati Desa Penimbun, Kebumen dan meminta nasi kepada warga karena kelaparan. Warga yang pada masa itu juga dalam keadaan susah tidak ada yang mau memberikan. Musafir itu kemudian mengeluarkan kutukan jika warga Penimbun dan anak- cucunya kelak ada yang berjualan nasi maka musibah akan menimpa desa itu.
Hal ini sudah berlangsung turun-temurun dan diyakini hingga saat ini. Konon, pernah ada seorang penduduk melanggar dan menjual nasi kepada pendatang, entah kebetulan atau tidak, pihak yang menjual akan terkena musibah yaitu kematian. Ngeri!
Namun, di balik cerita tersebut ada pesan lain yang tersembunyi di sana. Desa Penimbun berada di wilayah yang kandungan airnya sedikit sehingga para petani zaman nenek moyang mereka dulu membutuhkan tenaga dan usaha ekstra untuk menanam padi. Karenanya, hasil panen, terutama padi yang menjadi bahan pokok sebaiknya diutamakan untuk kebutuhan warga sendiri dan tidak dijual ke orang lain.