Upacara pemakaman dari Toraja, Sulawesi Selatan ini merupakan upacara pemakaman termahal di dunia. Estimasi biaya yang dikeluarkan adalah ratusan juta hingga miliaran rupiah.
Salah satu agenda pada upacara ini adalah kurban kerbau dan babi . Kerbau yang dikurbankan pun tidak sembarang, tetapi kerbau khusus dengan estimasi harga 600 juta per ekor. Sedangkan babi yang dikurbankan seharga 3-5 juta perekor. Jumlah binatangnya pun disesuaikan oleh strata sosial. Semakin tinggi strata sosialnya, semakin banyak pula jumlah hewan yang ditinggalkan.
Sebelum dikurbankan, kerbau diajak keliling desa sebagai bentuk penghormatan. Setelah itu kerbau saling dipertaruhkan. Lalu akhirnya disembelih.
Tak hanya itu, biaya yang banyak juga diakibatkan oleh “bekal” yang diberikan oleh keluarga kepada jenazah. Jenazah diberi bekal pakaian, perhiasan berupa emas, dan uang. Jenazah juga dikenakan baju adat sebelum dimasukkan kedalam peti.
Peti tersebut lalu dimasukkan kedalam tongkanan. Semakin tinggi tingkatannya, maka semakin tinggi pula strata sosialnya. Masyarakat setempat percaya bahwa arwah jenazah tersebut akan diantar oleh kerbau yang sudah dikurbankan pada upacara pemakaman.
Tidak semua masyarakat toraja dapat melangsungkan upacara tersebut. Karena dibutuhkan kecukupan materi dalam melangsungkannya. Bahkan beberapa jenazah disimpan dan diberi formalin untuk diawetkan sampai pihak keluarga mendapatkan uang yang cukup. Selama disimpan, jenazah dianggap masih ada dan diperlakukan seperti orang sakit yang masih dirawat oleh keluarganya.
Masyarakat setempat percaya jika Rambu Solo ini tidak dilaksanakan, maka arwah orang yang meninggalkan akan memberi kemalangan pada keluarga yang ditinggalkan.
Upacara pemakaman ini juga merupakan bentuk penghormatan keluarga kepada jenazah yang meninggal. Upacara tersebut melambangkan kesempurnaan kematian seseorang serta dapat istirahat dengan bahagia dan tenang.