• Kebijakan Privasi
  • Profil Kami
  • Kontak Kami
Logo Bumi Merah
  • Kreasi Kami
    • 3D
    • Non 3D
  • Publikasi
  • Jasa Kami
  • Tentang Kami
    • Profil
    • Pesan Pendiri
No Result
View All Result
Logo Bumi Merah Indonesia
  • Kreasi Kami
    • 3D
    • Non 3D
  • Publikasi
  • Jasa Kami
  • Tentang Kami
    • Profil
    • Pesan Pendiri
No Result
View All Result
Logo Bumi Merah Indonesia
No Result
View All Result
Home Feature

TOLAK ANGIN, BERAWAL DARI RACIKAN KELUARGA

by Admin Bumi Merah
April 27, 2022
TOLAK ANGIN, BERAWAL DARI RACIKAN KELUARGA
480
SHARES
1.5k
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Siapa sih yang gak kenal dengan Tolak Angin, produk andalan dari Sido Muncul ini? Minuman jamu yang dikemas secara modern ini kini menjelma sebagai produk yang banyak diminati masyarakat Indonesia ketika sedang masuk angin atau sedang dalam keadaan tak enak badan.

 

Sebelum sebesar dan seterkenal sekarang, Tolak Angin ini memiliki sejarah yang menarik untuk disimak. Jadi, jamu Tolak Angin ini awalnya hanya sebatas jamu rebusan yang dimasak secara tradisional.

 

Jamu ini dibuat awalnya hanya untuk konsumsi keluarga Irwan Hidayat (Direktur PT Sido, sekarang) yang saat itu bermukim di Yogyakarta. Jadi, resep awal jamu Tolak Angin ini berasal dari Rahmat Sulistio, nenek dari Irwan Hidayat.

 

Namun, karena kepandaiannya dalam berwirausaha, jamu Tolak Angin yang awalnya hanya untuk konsumsi keluarga, mereka jual. Tepat di tahun  1941, Rahmat Sulistio memutuskan untuk membuka toko jamu  di kediamannya.

 

Toko tersebut pun menjual ramuan masuk angin ini untuk masyarakat umum dalam bentuk rempah-rempah yang diberi nama Jamu Godokan Tolak Angin di Toko Djamu yang mengambil sekat dari bagian rumahnya.

Ibu Rahmat ini sangat berperan penting bagi kelangsungan toko dan produk jamu Tolak Angin ini. Sejak proses penanaman rempah, meramu, hingga penjualan, dikerjakan seorang diri oleh Ibu Rahmat.

 

Ia pun yang memilih dan memastikan sendiri kualitas bahan, menentukan ketepatan komposisi, hingga memasarkannya dalam kondisi bungkusan rapi. Semakin hari, toko Ibu Rahmat semakin ramai pembeli jamu Godokan Tolak Angin.

 

Singkat cerita, toko djamu ini semakin dikenal. Keluarga Irwan Hidayat pun semakin mengembangkan usaha keluarga tersebut. Tahun 1961, pabrik Sido Muntjul semakin berkembang pesat. Inovasi pertama yang dilakukan untuk produk andalan Tolak Angin adalah membuatnya dalam format serbuk yang praktis.

 

Di tahun 2000 an, Jamu Tolak Angin pun makin dikembangkan. Di era ini lah jamu Tolak Angin dikemas dan disajikan dalam bentuk cair, persis seperti yang sekarang Sobat Bumi konsumsi.

Previous Post

RAMBU SOLO, UPACARA PEMAKAMAN TERMEWAH DAN TERMAHAL DI DUNIA

Next Post

BERBAGI UNTUK SESAMA

Next Post
BERBAGI UNTUK SESAMA

BERBAGI UNTUK SESAMA

Recommended.

TRADISI MERUNCINGKAN GIGI DI SUKU MENTAWAI

TRADISI MERUNCINGKAN GIGI DI SUKU MENTAWAI

KAPAL PINISI, BUKTI KETANGGUHAN PELAUT INDONESIA, DIBUAT TANPA MENGGUNAKAN PAKU

KAPAL PINISI, BUKTI KETANGGUHAN PELAUT INDONESIA, DIBUAT TANPA MENGGUNAKAN PAKU

Trending.

KETIKA ITU SAAT DI BALI

KETIKA ITU SAAT DI BALI

DESA PANTANG NASI

DESA PANTANG NASI

RAMBU SOLO, UPACARA PEMAKAMAN TERMEWAH DAN TERMAHAL DI DUNIA

RAMBU SOLO, UPACARA PEMAKAMAN TERMEWAH DAN TERMAHAL DI DUNIA

RUMAH POHON TERTINGGI ALA SUKU KOROWAI, PAPUA

RUMAH POHON TERTINGGI ALA SUKU KOROWAI, PAPUA

THE KISSING RITUAL ALA BALI

THE KISSING RITUAL ALA BALI

Logo Bumi Merah Indonesia

©2022 Bumi Merah Indonesia

Navigasi Website

  • Kebijakan Privasi
  • Profil Kami
  • Kontak Kami

Follow Us

No Result
View All Result
  • HOME
  • KREASI KAMI
    • 3D
    • Non 3D
  • PUBLIKASI
  • JASA KAMI
  • TENTANG KAMI
    • PESAN PENDIRI
    • PROFIL

©2022 Bumi Merah Indonesia