Mangokal Holi
Tradisi ini bermaknakan sebagai penghormatan dan penghargaan terakhir bagi para anak-anak dan cucu-cucu kepada orang tua mereka.
Mangokal Holi terdiri dari beberapa rangkaian yaitu pembukaan yang dimulai dengan berdoa bersama pihak keluarga.
Kemudian memulai penggalian kuburan oleh pihak keluarga sembari melemparkan uang. Melemparkan uang ini agar pihak keluarga yang sedang menggali tersebut semangat melakukannya. Penggalian dimulai dari bagian kepala hingga ke kaki, sembari diajak berbincang seperti layaknya obrolan dengan keluarga.
Tulang belulang tersebut nantinya dibersihkan dengan jeruk purut agar wangi dan dibalurkan kunyit seolah olah sedang bersolek.
Setelah selesai, tulang belulang dimasukan ke dalam peti dan diinapkan sehari dahulu di gereja sebelum akhirnya dibawa ke pulau Samosir. Perjalanan yang ditempuh sekitar 8-9 jam yaitu menuju desa Pangururan di pulau Samosir.
Ketika sampai di desa, seluruh keluarga berkumpul untuk rapat sembari makan malam sebelum acara puncak dimulai.
Acara puncak Mangokal Holi ini adalah pemasukan tulang belulang ke dalam batu Napir atau rumah Tugu. Pihak keluarga memakai aksesoris kepala dan selendang asli sana (ulos) dan berpakaian formal. Dalam rangkaian acara puncak ini, keluarga besar turut hadir, jadi bukan hanya keluarga inti saja seperti rangkaian-rangkaian sebelumnya. Acara dimulai dengan doa bersama kemudian arak-arakan peti menuju batu Napir.
Setelah itu, melanjutkan prosesi adat lainnya yaitu pembagian Ulos dan menari Tortor yang diiringi musik gondang. Pembagian kain Ulos menandakan ikatan kasih sayang antar sesama keluarga dan menandakan bahwa Tradisi Mangokal Holi pun telah berakhir.